top of page

Sang Maha Seni Bacot Lord Aristoteles

Writer's picture: HMJ SPI UIN BANTENHMJ SPI UIN BANTEN

Oleh : Naufal Fawwaz Dzaki

191350048

Berbicara tentang bagaimana kita dapat vokal di depan khalayak umum merupakan suatu hal yang bisa dikatakan tidak mudah. Berbicara dengan lantang, menyampaikan apa yang hendak disampaikan itu tidak mudah. Mungkin sekilas kita dapat melihat lihainya sang orator ataupun seorang speaker menyampaikan ataupun berbicara di depan umum dengan mudah sekali. Penyakit seperti demam panggung tidak lagi terlihat secara jelas. Mereka berhasil menyampaikan sesuatu dengan baik dan sistematis. Itu semua adalah bentuk kerja keras mereka, sebelum mereka bisa seperti sekarang pun sudah tentu mereka mengalami hal yang sama seperti orang awam. Mulai dari bingung apa yang hendak disampaikan, lupa mau ngomong apa, megang mic gemetaran. Itu semua adalah proses, proses menuju sebuah keberhasilan public speaking.


Dalam mengatur tata bicara supaya terdengar apik, sudah tentu ada mekanisme yang memang harus kita ikuti dan taati. Filsuf asal Yunani Kuno, Aristoteles merumuskan suatu mekanisme tata cara bicara / retorika yang baik. Aristoteles terkenal dengan kemampuannya dalam membangun sebuah sistematik, mulai dari alam sampai mengemas retorika menjadi terstruktur. Retorika adalah salah satu karya terkenalnya yg menjelaskan tentang proses penyusunan pidato dan pesan dengan memperhatikan sistematika pesan, pendengar, dan kapasitas penyampaian pesan. Retorika menjadi salah satu ajaran tertua di dunia yang diterapkan dalam banyak keilmuan, mulai dari politik sampai hukum. Aristoteles merumuskan suatu hal yang menjadi acuan dalam beretorika supaya dapat tersistematis adalah Kanon. Kanon merupakan suatu teknik retorika yang bersifat persuasif, berikut rinciannya :


1. Penemuan, yaitu konstruksi dari suatu argumen yang relevan dengan tujuan dari suatu pidato, berkaitan dengan Logos atau bukti logis yg digunakan pembicara dalam argumen mereka.


2. Pengaturan, Mempertahankan struktur pidato seperti pengantar, batang tubuh, dan kesimpulan yg mendukung kredibilitas menambah tingkat persuasif dan mengurangi frustasi pendengar.


3. Gaya, yaitu penggunaan gaya dalam pidato. Hal ini memastikan pidato dapat diingat dan ide pembicara diperjelas.


4. Ingatan, yaitu penyampaian informasi dalam benak pembicara. Mengetahui apa yg ingin dikatakan dan kapan saatnya dikeluarkan.


Sumber : Sebuah Biografi Aristoteles Socrates Plato : 84, 91. (Aloysius G.Dinora)


11 views0 comments

Recent Posts

See All

AMORFATI

Comments


OFFICIAL WEBSITE HMJ SPI UIN SMH BANTEN

083805937957

Jalan Jendral Sudirman No. 30 Panancangan Cipocok Jaya, Sumurpecung, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42118, Indonesia

  • Instagram
  • Facebook
  • Google Places

©2021 by SPI BERKARYA. Proudly created with Wix.com

bottom of page