![](https://static.wixstatic.com/media/5f6a22_ca187582a777476c881c7af8c4a817e9~mv2.jpg/v1/fill/w_230,h_153,al_c,q_80,enc_auto/5f6a22_ca187582a777476c881c7af8c4a817e9~mv2.jpg)
Oleh : Mochammad Adnan Chairullah
171350028
Amor: Cinta dan Fati berasal dari kata Fate: yaitu takdir maksudnya adalah mencintai takdir. Niectzhe berpendapat tidak segala sesuatu dapat diusahakan oleh manusia. Ada waktunya kita harus menerima segala sesuatu yang telah terjadi atau ditakdirkan Tuhan. Bahkan jangan hanya sekedar menerima, tetapi bagaimana kita harus mencobai mencintai takdir itu sendiri sekalipun takdir itu buruk. Harus dipahami bersama yang dimaksud bukanlah kecintaan semata, melainkan cinta terhadap takdir harus dimaknai sebagai usaha untuk memperjuangkan dengan sungguh-sungguh apa yang dicintai. Apabila manusia terlanjur terikat dengan nilai-nilai absolut seperti agama yang membuat manusia tidak independen dan gerak-geriknya tidak leluasa sehingga tidak mampu memaksimalkan potensi dirinya, maka ia harus tetap berusaha menerima dan mencintai pilihannya. Ungkapan "AMORFATI" mengajarkan kita untuk tidak hanya harus menanggung apapun yang tidak dapat kita ubah, namun kita harus mencintainya, setiap orang tidak boleh menyerah pada nasibnya, melainkan setiap orang harus menanggungnya, menurut konsepsinya, manusia memiliki insting alamiah (natural insticts) yang mirip dengan hewan, salah satunya adalah kehendak untuk berkuasa(The Will to power) hal itulah yang membuat manusia terbelenggu dalam moralitas budak dan membuat ia tidak dapat menerima takdirnya.
Referensi : The Will to Power, Friedrich Nietzsche
Comments