top of page

DARAH JUANG NELSON MANDELA

Writer's picture: HMJ SPI UIN BANTENHMJ SPI UIN BANTEN

Oleh : Naufal Fawwaz Dzaki

191350048

Berbicara tentang keadaan Afrika Selatan secara historis sungguh sangat miris. Fenomena Apartheid yang menjamur selama kurun waktu yang tidak sebentar sudah tentu membuat masyarakat Afrika Selatan yang berkulit hitam berasa di neraka dunia. Sistem yang dibuat oleh kaum imperialis mengindikasikan mereka tak lebih dari seekor hewan. Sistem yang dibuat tanpa mengindahkan prinsip perikemanusiaan, menandakan mereka tak memiliki rasio yang sehat.


Mereka membuat regulasi tentang UU Agraria, yaitu masyarakat kulit hitam dibatasi dalam perolehan tanah yang diberikan pemerintah sehingga menutup gerak para kaum kulit hitam dalam mengembangkan lahannya sehingga timbul kemiskinan; homeland, yaitu kaum kulit hitam harus diasingkan di tempat terpencil sehingga sangat sulit untuk berinteraksi dengan yang lainnya dan mereka pun harus memiliki surat izin (semacam visa) apabila mereka ingin keluar dari wilayahnya; UU Perkawinan pun menjadikan mereka sangat terbelakang, kaum kulit hitam tidak boleh menikah dengan kaum kulit putih karena perbedaan strata sosial yang jauh. Kaum kulit hitam dicap sebagai orang yang temperamental, rendah secara sosial dan lain sebagainya. Regulasi tersebutlah yang berimbas kepada pendidikan kaum kulit hitam, sehingga kaum kulit hitam diselimuti dengan dinginnya kebodohan sehingga mereka mudah untuk dijajah.


Nelson Mandela yang terlahir sebagai orang yang berkulit hitam pun sudah pasti merasakan penindasan yang dilakukan oleh kaum imperialis. Afrika Selatan yang dianugerahi dengan segudang ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, tanah yang subur dan penghasil tambang emas terbesar setelah Indonesia, Nevada, Peru dan Argentina membuatnya menjadi objek bidikan kaum imperialis untuk mengeksploitasi sumber daya alam nya dengan cara menindas yang kata mereka itu adalah bentuk implementasi Nasionalisme. Fenomena yang terus berlangsung dari tahun 1652-1990 bukan waktu yang sebentar bagi masyarakat kulit hitam dalam mengalami penindasan tersebut. Fenomena kejahatan apartheid yang terjadi menjadikan sebuah diseminasi benih-benih cahaya kemerdekaan di kemudian hari di dalam hati Nelson Mandela. Nelson bertekad untuk mengubah dan menghapus kejahatan apartheid di kemudian hari. Ia memulai mimpinya dengan bersekolah dengan ulet, membaca buku, melakukan diskusi dengan kepala suku adat dan terjun dalam melihat keadaan masyarakatnya.


Setelah beranjak dewasa, Nelson Mandela mulai meningkatkan tensinya dalam mewujudkan mimpinya. Ia mulai berkiprah dalam dunia organisasi dan melakukan diplomasi guna berkonsolidasi untuk mewujudkan masyarakat yang terbebas dari kejahatan apartheid. Perjuangan Nelson dalam menempuh jalur kebaikan tidaklah selurus jalan tol, melainkan harus bertemu dengan lika-liku perjalanan. Ia harus berkali-kali mendekam di sel. Namun hal itu tak membuatnya menyerah, justru hal tersebut membuatnya semakin membara semangat memberantas kejahatan apartheid.


Hidup Nelson Mandela harus banyak dihabiskan untuk memperjuangkan kebebasan demi masa depan yang cerah. Nelson yang ahli dalam politik juga terus melancarkan diplomasi ke beberapa negara untuk mendukung usahanya dalam memberantas apartheid. Alhasil, banyak dari beberapa negara yang dikunjungi Nelson Mandela memberikan respon positif. Puncak kulminasi dari perjuangan Nelson adalah ketika ia mendekam di dalam penjara untuk kesekian kalinya. Hal itu menimbulkan gelombang aksi damai dan menuntut pembebasan Nelson yang kian hari semakin membengkak, baik dalam negeri maupun luar negeri. Pada saat gelombang aksi digaungkan, pada saat itupun afrika selatan sedang terjadi perpindahan kekuasaan dari Botha ke tangan Frederick de Klerk.


Besarnya aksi demonstrasi menimbulkan banyak tekanan untuk Klerk sebagai penguasa baru. Untuk itu, Botha mengajak diskusi Klerk untuk mengkajinya. Pada akhirnya, Klerk memutuskan untuk menghapus apartheid dan membebaskan Nelson Mandela. Keputusan yang diumumkan Klerk tersebut disambut dengan riuh gembira dari para pendukung Nelson dan Nelson pun keluar dari dalam sel disambut dengan hangat oleh para pendukungnya.


Referensi : Paharizal. 2013. Long Walk Nelson Mandela. Yogyakarta: Narasi

3 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


OFFICIAL WEBSITE HMJ SPI UIN SMH BANTEN

083805937957

Jalan Jendral Sudirman No. 30 Panancangan Cipocok Jaya, Sumurpecung, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42118, Indonesia

  • Instagram
  • Facebook
  • Google Places

©2021 by SPI BERKARYA. Proudly created with Wix.com

bottom of page