top of page

Tinta Perjuangan Moral Ganesha :Refleksi Gerakan Mahasiswa Angkatan 1978


Oleh : Naufal Fawwaz Dzaki

191350048

"maka dalam konsepsi demokrasi, premisnya adalah boleh untuk mengatakan tidak." Ucapan yang keluar dari DM ITB ketika Audiensi dengan Rektorat ITB dan Guru Besar ITB ketika hendak dihadang untuk melakukan pernyataan sikap terhadap Pemerintah Indonesia. Perjuangan adalah suatu kata kerja yang seringkali dijadikan sebagai tumpuan seseorang dalam menghadapi realita kehidupan. Sebuah realita kehidupan yang seringkali tidak sesuai dengan keinginan atau hasrat hati nurani mengundang meletupnya perjuangan. Perjuangan yang dilakukan pun seringkali melibatkan massa yang cukup banyak, terdiri dari berbagai macam lapisan masyarakat seperti buruh; petani; dan sebagainya. Tak luput juga mahasiswa sebagai agen penyambung aspirasi masyarakat turut serta dalam wadah yang disebut sebagai perjuangan. Berbicara tentang sebuah perjuangan, maka di situ pula bisa kita katakan adanya sebuah gerakan. Gerakan yang terorganisir dengan baik, match voorming dan match wending yang tersistematis maka meletupkan sebuah gerakan perjuangan yang baik. Gerakan identik dengan mahasiswa yang turun ke jalan. Gerakan yang menyuarakan aspirasi rakyat untuk disampaikan kepada para wakil rakyat yang ada di dalam gedung parlemen. Aspirasi yang diharapkan dapat dikabulkan oleh mereka. Maka jalan demonstrasi lah menjadi salah satu opsi untuk mencapai hal itu. Pada tahun 1978, para mahasiswa Ganesha menggalang kekuatan moral untuk berusaha mendongkrak kepemimpinan Soeharto, yang dianggap oleh mereka gagal dalam melaksanakan pembangunan karena banyak terjadinya sebuah ketimpangan sosial yang terjadi. Maka mahasiswa Ganesha menyusun kekuatan dimulai dengan adanya sebuah Gerakan Anti Kebodohan yang menjadi sebuah gagasan besar zaman kepemimpinan Dewan Mahasiswa Kemal Taruk, kemudian dilanjutkan dengan perjuangan kawan-kawan yang dikomandoi oleh Heri Akhmadi selaku ketua Dewan Mahasiswa ITB. Golak perjuangan yang penuh dinamika tak menjadi alasan dan rintangan bagi mahasiswa Ganesha. Mereka terus tak bosan-bosannya untuk melancarkan segala rancangan dan gagasan walaupun taruhannya adalah nyawa mereka sendiri. Akan tetapi mereka hanya berjuang untuk menyelamatkan nasib bangsa. Niat yang tulus nan mulia tumbuh di dalam diri generasi bangsa. Beberapa bentuk perjuangan dituangkan dalam gagasan yang sungguh memukau, seperti adanya launching buku putih sebagai bentuk kritik mahasiswa sebagai representasi rakyat Indonesia tentang kondisi Indonesia yang sedang carut marut. Pun mereka mengeluarkan sebuah memorandum untuk menolak kembali Soeharto sebagai presiden RI, berikut isinya : Bahwa kehidupan rakyat Indonesia hingga saat ini masih jauh dari cita-cita kemerdekaan yang menjadi landasan berdirinya Negara Republik Indonesia. Keadaan ini disebabkan oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang tidak tepat yang sebenarnya dapat dirubah jika pemerintah mempunyai itikad politik untuk memperbaikinya. Keadaan tersebut juga disebabkan oleh adanya penyelewengan dan penyalahgunaan kekuasaan dari para pejabat pemerintah. Bahwa hal itu menunjukkan kegagalan pimpinan nasional dalam menjalankan fungsinya, dan adalah merupakan tanggung jawab nya. Bahwa kehidupan demokrasi harus dilakukan dengan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada kelompok-kelompok sosial di dalam masyarakat untuk turut serta menentukan pimpinan nasional (karena saat itu pemilihan presiden ditetapkan secara langsung oleh MPR, yang notabennya adalah sekitar 75% orang yang berada di dalamnya adalah pendukung setia Soeharto). Bahwa dinamika politik di negeri ini tidak dimungkinkan tumbuh bila jabatan presiden dijabat dua kali berturut-turut. Maka dengan ini mahasiswa ITB menyatakan sikap : TIDAK MEMPERCAYAI DAN TIDAK MENGINGINKAN SOEHARTO, KEMBALI SEBAGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Pun kami menuntut : 1. Fraksi-fraksi dalam MPR segera menampilkan tokoh-tokoh nasional yang berprestasi dan tidak diragukan integritasnya sebagai calon presiden Republik Indonesia 2. Agar MPR merealisir tuntutan mahasiswa yang tercantum dalam Ikrar Mahasiswa Indonesia 28 Oktober 1977 3. Agar ABRI benar-benar berdiri di atas semua golongan demi kepentingan bangsa dan negara. Berikut isi Ikrar Mahasiswa Indonesia 28 Oktober 1977 : Mahasiswa Indonesia mendesak MPR menggelar sidang istimewa untuk meminta pertanggungjawaban Presiden RI tentang penyelewengan-penyelewengan dalam pelaksanaan UUD 1945 dan Pancasila. (Ttd. 68 Senat dan Dewan Mahasiswa se-Indonesia, ITB Bandung 28 Oktober 1977). Perjuangan yang penuh dinamika dan represifitas dari aparat pemerintah tak membuat gentar mereka, justru hal itu menyulut api perjuangan semakin berkobar. Gerakan moral yang menjadi landasan perjuangan menjadi modal penting bagi sebuah gerakan, gerakan yang berorientasi pada nasib bangsa tanpa ada niat politik berhasil menghimpun banyak massa. Maka sudah sepatutnya hal ini menjadi contoh bagi gerakan-gerakan mahasiswa di era masa kini. Mahasiswa merupakan tonggak aspirasi masyarakat, jangan sampai nalar intelektualitas dapat diadu domba oleh oknum tidak bertanggung jawab. Pada zaman 1977 pun tindakan represif aparat sangatlah tidak berperikemanusiaan. Kampus ITB diduduki selama berhari-hari, mahasiswa diinjak-injak bahkan dibui. Pada dasarnya, mereka hanyalah menjalankan tugas dari atasan. Namun muncul sesosok nama Pangdam Siliwangi, Himawan. Beliau mengatakan, bahwa mahasiswa adalah rakyat dan ABRI pun rakyat. Maka sudah sepatutnya kita tidak melakukan kekerasan kepada mereka. Namun akibat sikap nya yang sepertinya itu, akhirnya Himawan dipecat oleh atasannya.b Indonesia yang merupakan negara demokrasi sudah semestinya menegang teguh nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Maka kita sebagai penerus bangsa, sangatlah harus untuk menjadi motor penggerak perubahan dalam tatanan kehidupan bernegara melalui nalar intelektualitas yang kita punya. Berikut daftar aktivis ITB angkatan 1978 : 1. Heri Akhmadi 2. Rizal Ramli 3. Al-Hilal 4. Jusman Syafii 5. Alm. Irzadi Mirwan 6. Indro Tjahyono 7. Hatta Rajasa 8. Ramles Manampang 9. Iqbal 10. Abdul Rachim 12. Kenal Taruk Referensi : Hurri Junisar. 2012. Golak Ganesha : Gerakan Mahasiswa Mendobrak Orde Baru. Jakarta : Fortuga Ganesha

 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


OFFICIAL WEBSITE HMJ SPI UIN SMH BANTEN

083805937957

Jalan Jendral Sudirman No. 30 Panancangan Cipocok Jaya, Sumurpecung, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42118, Indonesia

  • Instagram
  • Facebook
  • Google Places

©2021 by SPI BERKARYA. Proudly created with Wix.com

bottom of page